PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PLUS UNTUK MENGEFISIENSIKAN PUPUK NPK DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vurgaris L.)

  • Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Baturaja
  • Fakultas Pertanian Universitas Baturaja
  • Fakultas Pertanian Universitas Baturaja
Keywords: pupuk organik plus, pupuk anorganik, buncis.

Abstract

Faktor pendukung pertumbuhan dan produksi budidaya buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik. Pemanfaatan  pupuk organik plus diharapkan dapat mengefisiensi penggunaan pupuk NPK majemuk dalam  meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman buncis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan pupuk NPK majemuk yang dikombinasikan dengan pupuk organik plus terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman buncis. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Baturaja, Adapun waktu penelitian ini pada bulan Desember 2018 sampai dengan Februari 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan , yang terdiri 4 perlakuan dengan 3 ulangan, setiap unit ada 5 tanaman dengan 3 tanaman contoh. Perlakuan pupuk organik plus yaitu : P0 ( tanpa pupuk organik plus (Kontrol), P1 ( 100kg/ha), P2 (200 kg/ha), P3 ( 300 kg/ha). Perlakuan pupuk NPK majemuk yaitu : T1 (100% =250 kg/ha), T2 (75%,= 187,5 kg/ha), T3 (50%, =125,5 kg/ha), T4 (25%, = 62,5 kg/ha). Peubah yang diamati yaitu panjang tanaman (m), waktu berbunga (hts), berat basah tanaman (g), berat kering tanaman (g), jumlah polong (buah/tanaman), berat polong (g) dan panjang polong (cm). Dapat disimpulkan bahwa takaran yaang paling efisiensi penggunaan pupuk NPK adalah pemberian pupuk organik plus 200 kg/ha dan NPK majemuk  25%  (62,5 kg/ha) merupakan kombinasi takaran pupuk terbaik dalam menghasilkan produksi tanaman buncis.

References

Arisko, P. 2017. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman terung pada berbagai komposisi media tanam. Skripsi. Fakultas Pertanian UNBARA. [tidak dipublikasikan].

Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Tanaman Pangan. Departemen Pertanian: Jakarta. (Diakses 19 November 2018).

Dewi . R, Mbue, Revandy Iskandar, dan M. Damanik. 2015. Respon Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L) Merril ) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk . Jurnal Onlin Agroekoteknologi.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia tahun 2009-2013. Avaible onlinean go.id/node/253. (diakses Desember 2015). Dobermann, A dan T. Fairhust. 2000. Rice: Nutrien Disorders and Nutrient Management. Makati: Internasional Rice Research Institude.

Fatimah. 2006. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tanaman. (diakses 18 Juli 2018).

Fahmi, N., Syamsuddin, dan A. Marliah. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai (Glycine max L.). J. Floratek. 9:53-62.

Hanafiah, K.A. 2008. Perancang Percobaan, Teori dan Teknik Aplikasi. PT. Rajagrofindo Persada, Jakarta.

Hakim, N.,M.Y. Nyakpa,A.M. Lubis, S.G.Nugroho,M.A. Diha, Go, B.H., dan H.H Bailey.1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.

Javamas . 2018. Pupuk Organik Bio Fosfat. Agrophos. Yogyakarta.

Kurnia. Y.L., Mohamad Ikbal Bahua, dan Fitriah S. Jamin. 2013. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaeal L.). Skripsi Program Studi Agroteknologi (diakses 22 Juli 2018).

Makarim, A.K. 2005. Pemupukan berimbang pada tanaman pangan: khususnya padi sawah. Makalah pada Seminar Rutin Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. 17 Maret 2005.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif . Agromedia Pustaka. Jakarta

Nurahmi, E., 2010. Kandungan Unsur Hara Tanah dan Tanaman Selada Pada Tanah Bekas Tsunami Akibat Pemberian Pupuk Organik Dan Anorganik. Jurnal Floratek Fakultas Pertanian Agroteknologi Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.

PT Petrokimia Gresik. 2011. Anjuran Umum Pemupukan Berimbang Menggunakan Pupuk Majemuk. http://www.petrokimia-gresik.com/Resources/Docs/dosis_pupuk%20 majemuk.pdf. (diakses 15 februari 2018).

Prasetyo. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pengolahan Tanah Ultisol Untuk Pengembangan Pertanian Lah an Kering di Indonesia.http://pustaka .litbang.deptan.go.id/publikasi/p3252 061. pdf. (diakses 20 Juli 2016).

Rukmana. 2002. Peningkatan Produksi Tanaman Buncis Sebagai Bahan Kebutuhan Masyarakat. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Suwandi. 2009. Menakar Kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan Inovasi Budidaya Sayuran Berkelanjutan. Pengembangan Inovasi Pertanian.

Shinta, Kristiani, Warisnu, A. 2014. Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.). Jurnal Sains Dan Seni Pomits. 2(1).

Tanijogonegoro. 2014. Pupuk NPK. http://www.tanijogonegoro.com/2014/ 11/pupuk-npk.html. (diakses 10 Januari 2019).

Tumewu P., Maria M., dan Antje G.T. 2017. Aplikasi Formulasi Pupuk Organik Untuk Efisiensi Penggunaan Pupuk Anorganik NPK Phonska Pada Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt). J.Eugenia Vo. 23. No.3. 2017.

Wiwik H., Husnain, dan Ladiyani R.W. 2015. Peranan Pupuk Organik Dalam Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman. Jurnal Sumberdaya Lahan
Published
2019-09-03