PRODUKSI LATEKS TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) AKIBAT PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NITROGEN DAN FREKUENSI PENYADAPAN YANG BERBEDA

Abstract

Usaha yang dapat dilakukan agar produksi lateks meningkat adalah dengan penggunaan pupuk Pupuk Urea (N) tepat dosis dan memperhatikan frekuensi penyadapan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari (1) pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk Urea terhadap produksi lateks tanaman karet, (2) pengaruh frekuensi penyadapan yang berbeda terhadap produksi lateks tanaman karet, (3) interaksi antara pemberian berbagai dosis pupuk Urea (N) dan frekuensipenyadapan yang berbeda terhadap produksi lateks tanaman karet. Penelitian berpola split plot (3x3) yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan. Petak utama adalah dosis pupuk urea (N) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu pemupukan urea dengan dosis 165 kg/ha (250g/pohon) (n1),pemupukan urea dengandosis 198 kg/ha (300g/pohon)(n2) dan pemupukan urea dengan dosis 231 kg/ha (350 g/pohon)(n3). Anak petak adalah frekuensi penyadapan(D) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu setiap hari (d1), dua hari sekali (d2), dan tiga hari sekali (d3).  Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam, sebelumnya data diuji homogenitasnya dengan uji bartlett dan sifat keaditifannya dengan uji Tuckey dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pemberian berbagai dosis pupuk N berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati, (2) frekuensi penyadapan yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap produksi lateks tanaman karet, frekuensi penyadapan 1 hari sekali memberikan hasil lateks lebih tinggi, (3) tidak terdapat interaksi antara pemberian berbagai dosis pupuk Urea (N) dan frekuensi penyadapan yang berbeda.

Author Biography

Dosen Sekolah Tinggi Pertanian Dharma Wacana Metro

References

Anwar, C., 2001. Manejemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet. Medan. 24 Hal.

Damanik, M. M. B., Bachtiar, E.H., Fauzi., Sariffudin dan Hanum, H. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan.

Direktorat Jendral Industry Agro. 2015. Lima Negara Produsen Karet Terbesar Dunia. Berita. Agro. http://Kemenperin. go.id. Diakses Pada Tanggal 20 September 2019.

Huvat E., A. Sopian, T. Nugrahini, dan Zainudin. 2018. Efektivitas pemberian stimulant Better dan waktu sadap terhadap produksi lateks tanaman karet (Hevea brasiliensisi Muell Arg). Jurnal Agrifarm, 7(2):58-62.

Gumayanti F., dan Suwarto. 2016. Pemupukan tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) menghasilkan di kebun Sembawa Sumatera Selatan. Bul. Agrohorti 4 (2) : 233-240.

Nugrahani M.O., A. Rouf, Y.B.S. Aji, T. Widyasari, dan N.D. Rinojati. 2017. Kombinasi system sadap frekuensi rendah dan penggunaan stimulant untuk optmasi produksi dan penurunan biaya penyadapan di Panel BO. Jurnal Penelitian Karet, 35 (1) : 59-70.

PT. Perkebunan Nusantara VII (PTPN). 2014. Anatomi Tanaman Karet (Havea brasiliensis muell Arg). http//ptpn vii.go.id. Diakses Pada Tanggal 12 September 2019.

Setiawan, D. H. dan A. Andoko. 2008. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Agromedia Pustaka. Jakarta. 174 Hal.
Siregar, T dan Suhendry, I. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet. Penebar Swadaya. Jakarta. 11-20

Subandi,M. 2011. Budidaya Tanaman Perkebunan. Gunung Djati Press. UIN Bandung. 169.Hal.
Tim Penulis PS., 2008. Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya, Jakarta.Hal 241.
Published
2021-01-18
Section
Articles